Raksasa China Minat Join Pertamina di Blok Gas Jumbo RI Ini

Jum'at, 03 Februari 2023 03:18 WIB


Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan proses pengalihan hak partisipasi atau Participating Interest (PI) Shell di Blok Masela sebesar 35% ke Pertamina dapat rampung pada kuartal 1 tahun ini.

Dengan begitu, proyek gas kebanggaan Presiden Joko Widodo ini dapat segera berprogres kembali. Seperti diketahui, proyek Kilang Gas Alam Cair (LNG) Abadi, Blok Masela di Maluku merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, selain Pertamina, terdapat beberapa perusahaan migas dunia yang sebenarnya berminat masuk dalam pengelolaan Blok Masela, di antaranya perusahaan asal Malaysia yakni Petronas dan perusahaan asal China yakni China National Offshore Oil Corporation (CNOOC).

 

Perlu diketahui, Blok Masela memiliki potensi cadangan gas yang sangat besar, mencapai 10,73 triliun kaki kubik (TCF).

"Nah jadi CNOOC juga berminat, nanti tinggal mereka bicara dengan Pertamina. Kalau memang Pertamina akan menggunakan kemampuan dana untuk proyek lain, kan bisa dipakai untuk konsorsium bersama yang lain," kata Dwi saat ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (2/2/2023).

Menurut Dwi, Pertamina sendiri sejauh ini telah mengajukan perjanjian yang tidak mengikat atau non binding offer untuk rencana akuisisi PI Shell di Blok Masela. Kemudian, nanti akan dilanjutkan kembali dengan proses penawaran yang mengikat (binding offer) yang ditargetkan tercapai pada Maret mendatang.

"Kemarin-kemarin kan non binding offer ya negosiasi. Kemudian ada non binding offer yang sudah mendekati. Ini kalau gak salah di Maret akan ada binding offer nanti bisa dicari," kata dia. 

 

Untuk diketahui, rencana PT Pertamina (Persero) masuk ke dalam Proyek Lapangan Abadi Blok Masela terus berlanjut. Salah satunya terkait penjajakan untuk proses pengambilalihan Participating Interest (PI) Shell sebesar 35%.

Baca:
 Pucuk Dicinta Ulam Tiba! RI Temukan Potensi Minyak Raksasa

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan proses uji kelayakan alias due diligence pengambilalihan 35% PI Shell di Blok Masela masih berlangsung. Dengan demikian, ia belum dapat memastikan kapan pastinya Pertamina masuk ke dalam pengelolaan blok jumbo tersebut.

"Jadi ini semua masih proses, kita sudah menyampaikan offering-nya juga dan ada beberapa data yang dikirim sedang kita studi lagi," ujar dia saat ditemui di Jakarta, Kamis (26/1/2023).

Di samping itu, Nicke juga memastikan bahwa pihaknya kemungkinan akan menjadi kandidat tunggal dalam mencaplok PI Shell di Blok Masela sebesar 35%. Hal tersebut merespon kabar mengenai rencana perusahaan yang bakal membentuk konsorsium dengan menggandeng perusahaan asal Malaysia yakni Petronas.

"Belum ada rencana itu. Jadi kita masuk dulu sendiri. Nanti kita lihat lebih lanjut," kata dia.

Jadwal operasi Blok Masela ini diperkirakan mundur menjadi 2029 dari rencana sebelumnya di 2027, salah satunya karena terkendala pandemi Covid-19.

Blok Masela ini diperkirakan memiliki potensi produksi 1.600 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 MMSCFD, serta 35.000 barel minyak per hari. Nilai investasi pengembangan Blok Masela ini diperkirakan mencapai US$ 19,8 miliar. 

Saat ini Blok Masela dikelola oleh Inpex Corporation yang memiliki hak partisipasi sebesar 65%, dan pemegang PI lainnya yaitu Shell sebesar 35%. Shell telah menyatakan rencananya untuk keluar dari hak partisipasi Blok Masela ini sejak beberapa tahun lalu.



share :
Category

Kegiatan